Prof. Bob Sugeng Hadiwinata dan Dr. Sukawarsini Djelantik, dua dosen Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), meluncurkan buku pada Konvensi Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) ke-8 di Samarinda, Kalimantan Timur.

Buku tersebut berjudul Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus Utama, Alternatif dan Reflektivis (Obor, 2017) dan Komunikasi Internasional dan Perubahan Sosial di Indonesia (Unpar Press, 2017). Acara peluncuran buku mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para peserta yang berjumlah 116 orang dan berasal dari 45 Universitas se-Indonesia.

Konvensi AIHII merupakan forum pertemuan tahunan para penstudi Ilmu Hubungan Internasional seluruh Indonesia. Konvensi yang ke-8 tersebut berlangsung pada 10-13 Oktober 2017, dengan tuan rumah Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur.

Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. H. Irianto Lambrie menjadi pembicara utama pada seminar kali ini, bersama dengan Laksamana Pertama (Laksma) TNI  Achmad Djamaludin-Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam; Dr Siswo Pramono (Kepala BPPK Kemenlu RI); dan Pangdam VI/ Mulawarman yang diwakili Danrem 091/ ASN Brigjen TNI Irham Waroihan.

Tema yang diusung dalam konvensi tahunan ini yaitu “Membangun Wilayah Perbatasan Indonesia dalam Perspektif Hubungan Internasional”. Tema tersebut dibahas melalui berbagai pendekatan dalam sesi konferensi akademik, yaitu keamanan dan kejahatan transnasional, kerjasama internasional dan diplomasi, ekonomi politik internasional, isu global dan ketahanan lingkungan, serta tema lainnya terkait isu-isu di perbatasan.

Isu perbatasan penting dan sejalan dengan program pemerintah Joko Widodo saat ini yang menaruh perhatian besar terhadap masalah-masalah sosial, ekonomi, politik. Bukti besarnya perhatian pemerintah dapat dilihat dari jumlah alokasi APBN tahun 2017 untuk pembangunan perbatasan negara sebesar Rp 19,569 triliun. Dana tersebut tersebar di kementerian/lembaga nonkementerian.

Untuk itu, para penstudi hubungan internasional diharapkan dapat berkontribusi dalam membangun dan melakukan berbagai penelitian serta pengabdian kepada masyarakat di daerah perbatasan.